Posts

Showing posts from February, 2024

Ia (aku)

     Kenapa semakin berusaha mengikhlaskan, justru rasanya semakin menyakitkan? Apakah keikhlasan selalu mengorbankan rasa sakit? Apakah ia bisa, bertahan pada waktu sampai ketika ia tahu bahwa keikhlasan tidak selalu memaklumi rasa sakit?       Ada banyak penolakan yang pernah ia temui dalam hidupnya dan ia berhasil mengikhlaskan semua itu. Tapi kenapa ia tidak bisa melakukan hal yang sama sekarang? Kenapa ia bahkan takut untuk mengikhlaskan seseorang padahal tidak pernah ada apa-apa di antara mereka? Bukankah ini hanya sebuah permainan, ajang untuk saling menghibur satu sama lain, dan sekarang ia menyerah untuk melakukannya lagi sebab ia membutuhkan sebuah jawaban? Jawaban yang tidak melulu menyenangkan, karena hanya jawaban dan kejelasan yang bisa membawanya ke jalan yang baru sekarang. Paling tidak, dengan adanya jawaban, ia tahu ke mana kakinya harus melangkah. Tahu apa yang harus dilakukan, juga tahu apa yang harus ditinggalkan.    ...