Posts

Kita Tahu yang Terjadi Berbalik dengan Apa yang Kita Doakan

     Menyenangkan. Bagaimana kita sama-sama bertemu pada satu titik, menutupi keresahan dan luka masing-    masing, bersikap seakan-akan hidup memperlakukan kita dengan seadil-adilnya. Bagaimana semua yang sudah kita usahakan berjalan dengan semestinya, berjalan sesuai dengan bayangan dalam kepala yang kita tahu apa yang terjadi justru berbalik jauh dengan apa yang kita doakan. Semua yang kita pikir baik ternyata buruk. Semua yang kita hindari ternyata baik. Semua yang kita kira akan tinggal ternyata pergi meninggalkan, yang kita kira terbarik ternyata adalah terburuk. Kita semua bertemu pada satu titik yang sama. Titik penyesalan, kekesalan, keputusasaan. Tapi tidak ada, barang satu orang pun, yang mengatakan bahwa semua berjalan dengan buruk. Sangat buruk .

Kupu-kupu

     Yang tampak di kedua matanya hanya warna hitam, atau paling tidak abu. Banyak hal baik di luar yang patut dilihat, tapi semuanya tertutup kabut yang ia buat sendiri lantaran kesedihan hatinya yang makin hari semakin dalam. Padahal dunia ini cantik bentuknya, harum wanginya. Kenapa memberikan batas pada diri sendiri untuk memandang awan yang gelap, padahal ada jutaan kupu-kupu warna-warni yang sedang mewarnai dunia?

Sembuh dan Menang

     Maunya ya pasti senang aja. Enggak mau dikasih susah, enggak mau dikasih kalah, enggak mau dikasih sedih, enggak mau dikasih sakit, enggak mau dikasih kecewa. Tapi rasanya kalau kita enggak mau dikasih perasaan-perasaan enggak enak, kita lupa ya, kalau senang adalah sesuatu yang luar biasa besar. Sesuatu yang enggak semua orang punya.       Seperti yang semua orang selalu bilang. Kita enggak akan tahu rasanya sembuh kalau enggak dikasih sakit. Enggak akan tahu rasanya menang kalau enggak dikasih kalah. Harus rasain yang enggak dulu, supaya apa yang buat kita senang di hari besok, bisa kita rasain sepenuhnya.  Kita enggak akan belajar dan coba buat jadi senang, kalau kita enggak pernah dikasih kecewa, kan?

Salah

     Iya. Banyak yang bikin kamu marah. Banyak yang bikin kamu kecewa dan sedih. Dan satu-satunya yang harus disalahin atas semuanya cuma kamu. Bukan yang lain. Cuma kamu, karena kamu gagal dapat apa yang seharusnya kamu dapatin. Tapi ... apa dengan salahin dirimu sendiri, kamu merasa lebih baik? Apa dengan salahin dirimu sendiri, masalah-masalahmu jadi selesai? Apa dengan sedih, kecewa, dan marah terus-terusan ke diri sendiri, semuanya terasa lebih baik?      Berhenti, ya. Berhenti salahin dirimu sendiri atas apa pun yang terjadi sama kamu sekarang. Berhenti salahin dirimu sendiri atas apa yang membuatmu enggak nyaman. Semua manusia, pasti pernah ketemu sama yang namanya marah, kecewa, dan sedih. Kamu adalah satu di antara banyaknya manusia itu. Kamu enggak sendirian ngerasain semuanya. Jadi ... tenang aja. Jangan lagi salahin diri sendiri. Jangan lagi marah sama diri sendiri. Tenang. Semuanya akan baik-baik aja. Enggak sekarang, tapi nanti.

Hal 'kecil'

     "Beberapa orang emang enggak akan ngerti gimana hal-hal kecil bisa bikin kita senang luar biasa. Sekadar nonton idola lewat gadget, bisa tidur nyenyak di malam hari, tau apa yang harus dilakuin besok, punya paling enggak satu teman yang bisa dihubungin di keadaan darurat. Hal kecil yang dampaknya enggak main-main. Iya, enggak semua paham gimana semua hal itu bisa bikin kita senyum-senyum sendirian seharian penuh. Jadi, beberapa yang buat senang ternyata memang cuma bisa dinikmatin sama kita . Karena yang lain ... Belum tentu mau ngerti. Dan ya enggak harus juga." "Tapi ... Apa enggak egois kalau senang sendirian?" "Kenapa egois? Kenapa harus jadi peduli sama semua orang ketika diri sendiri aja belum dapet perhatian yang cukup? Lagipula setiap orang punya hal kecil yang bisa buat bahagianya masing-masing, enggak bisa disamain. Coba, kalau kita harus pikirin kesenangan semua orang setiap saat terus kesenangan kita sendiri kita lupa?"

Bagaimana jika Tidak Ada Cinta, tapi Patah?

     Aku bahkan sudah lupa rasanya jatuh cinta. Bagaimana dadamu terasa berbunga-bunga, setiap langkahmu selalu diiringi senyum yang begitu lebarnya, sampai aku tidak bisa membayangkan apa pun yang buruk. Dunia begitu menyenangkan untuk sesaat. Membayangkan aku akan pergi bersamanya ke mana pun, hanya berdua. Menikmati dunia ini seakan-akan ini adalah hari terakhir kami bersama. Melakukan hal-hal yang kami ingin dengan perasaan yang menggebu-gebu. Dikatakan pada semua orang bahwa aku sedang bahagia. Sampai nanti harinya, ketika aku kembali berpatah hati. Dunia yang semula bewarna-warni, mendadak berubah menjadi abu-abu. Atau hitam. Tidak ada lagi senyum, tidak ada lagi menikmati dunia. Dalam kepala hanya berisi umpatan-umpatan. Dan karenanya, aku terlalu takut untuk jatuh cinta lagi. Bagaimana kalau semua jatuh cinta yang kurasakan akan berakhir dengan patah hati yang semakin lama akan semakin besar? Bagaimana jika tidak ada cinta, tapi hanya patah?Mimpi indah tidak bisa ...

Jadi Kalau Ada yang Bikin Marah, Harus Apa?

     Kalau ada yang buat marah, harus apa? Ya harus sabar! Kenapa sabar terus, yang bikin marah enggak disadarin? Kan itu orang lain. Jadi kalau orang lain kenapa? Kan susah ngatur orang lain. Oh ya, bener. Kalo ngatur diri sendiri, emang ngga susah? Ya lebih gampang, sih, sedikit. Sedikit doang? Iya, ngatur kan susah. Ngatur apa aja susah. Jadi kalau ada yang bikin marah, harus apa? Diem aja, nanti kalau dianya pergi kata-katain sampai puas. Goblok! Keluarin binatang-binatang yang biasa dijadiin umpatan sampe lega! Emang bisa lega dengan ngatain orang? Bisa, dong! Coba aja!