Posts

Jadi Kalau Ada yang Bikin Marah, Harus Apa?

     Kalau ada yang buat marah, harus apa? Ya harus sabar! Kenapa sabar terus, yang bikin marah enggak disadarin? Kan itu orang lain. Jadi kalau orang lain kenapa? Kan susah ngatur orang lain. Oh ya, bener. Kalo ngatur diri sendiri, emang ngga susah? Ya lebih gampang, sih, sedikit. Sedikit doang? Iya, ngatur kan susah. Ngatur apa aja susah. Jadi kalau ada yang bikin marah, harus apa? Diem aja, nanti kalau dianya pergi kata-katain sampai puas. Goblok! Keluarin binatang-binatang yang biasa dijadiin umpatan sampe lega! Emang bisa lega dengan ngatain orang? Bisa, dong! Coba aja!

Coba Lagi?

    Coba lagi ngga, ya? Ah nanti kalau enggak berhasil lagi gimana? Tapi kalau enggak coba enggak tahu, sih, hasilnya bakal gimana. Tapi udah siap belum ya kalau ternyata gagal lagi? Harusnya udah dong, kan udah pernah. Ah, masa ada, sih, orang yang terbiasa sama kegagalan? Eh, tapi mungkin ada kalau udah sering ketemu sama mimpi buruk itu. Jadi, coba lagi jangan? Ya coba lagi lah!

Kita Semua Akan Mati dan Dilupakan

     Di suatu pagi dengan matahari yang hangat, kita akan terbangun dan merasa ringan dan merasa seperti angin atau daun kering yang dapat terbawa oleh angin kapan saja. Lantas melihat kita sendiri, di sana, berbaring tidak membuka mata meski jadwal kita bangun sudah lewat beberapa menit lalu. Sampai akhirnya kita terdiam menyadari orang tua kita tengah menangis, menggoncang tubuh kita dengan begitu hebatnya tapi kita masih terbujur kaku. Tak bergerak barang sedikit. Semuanya diam dan membeku, sampai kita menyadari suatu hal. Ini adalah harinya. Hari di mana jiwa kita bebas dari sebuah tubuh yang melindungi kita dari apa-apa yang ada, melepaskan diri dari semua yang mereka sebut sebagai kewajiban, melepaskan diri untuk tidak tahu soal apa yang mereka sebut sebagai hak. Kita hanya tersenyum dari sini, menatap kita yang tampaknya sudah sangat tenang dan mungkin senang akan pembebasan yang selama ini kita nantikan. Suatu hari nanti kita akan dilupakan meski oleh dia yang men...

Nanti

     Nanti, ketika jari-jari membeku dan tidak bisa menggerakan pena di atas kertasnya lagi, ketika mata tidak bisa lagi terbuka, ketika seorang tidak bisa menggerakan dan tidak bisa memegang kendali penuh atas dirinya sendiri. Mari kita bertahan sampai saat itu tiba. Mari kita bertahan sampai maaf pun sudah tidak bisa kita katakan, sampai menyesali semua kemarahan yang pernah datang, sampai sangat bersyukur tentang betapa menyenangkannya rasa senang yang pernah kita rasakan dulu. Sampai kita lupa, bahwa dulu kita selalu diberikan apa-apa yang bisa membuat kita senang tapi kita tidak pernah menyadarinya. Sampai kita menyadari bahwa apa-apa yang kita dengar, kita lihat, dan kita rasakan, ternyata hanya sebagian kecil dari apa-apa yang bisa membuat kita senang.

Mungkin, Kita

Mungkin bukan Tuhan yang memberikan cobaan yang terlalu berat, tapi kita yang sudah menyerah sebelum menyelesaikan semua rangkaian ujiannya. Mungkin bukan Tuhan yang terus memberikan tangis, tapi kita yang terlalu semangat untuk menangis sampai lupa bahwa senang juga perlu dirasakan. Mungkin bukan Tuhan yang kurang memberikan, tapi kita yang tidak bisa merasa bersyukur dengan apa yang sudah diberikan sehingga Tuhan tidak memberi lagi.  Sebanyak apa pun yang Tuhan berikan rupanya tidak pernah tampak besar di mata kita yang lemah, sebagus apa pun yang Tuhan berikan rupanya tidak pernah tampak bagus di mata kita yang tidak pernah bersyukur. Padahal Tuhan selalu memberikan apa-apa yang menurut-Nya baik dan tidak pernah tidak bahwa Tuhan selalu menyayangi kita meski kita hanya setitik makhluk tidak berdaya yang tidak pernah merasa malu untuk bersikap sombong dan sok tahu dalam segala-galanya.

Berkat

     Terberkatilah mereka yang yakin dengan jalan yang mereka tempuh dan tidak pernah barang sekalipun utnuk menoleh ke belakang, seakan-akan apa yang ada di belakang sudah mereka lupakan dan masa depan juga hari ini adalah apa-apa yang harus mereka persiapkan. Terberkatilah mereka katanya, sebab orang tua bilang tidak ada yang lebih penting dari keyakinan ketika menaiki anak tangga menuju mimpi. Mereka adalah orang-orang terpilih yang tidak meragukan barang setitik pun apa-apa yang sedang mereka usahakan sebab Tuhan telah memberikan cahaya dari apa yang mereka impikan sehingga apa pun yang sedang ditempuh dirasa benar dan mungkin memang benar. Mereka yang tidak pernah melangkah mundur, juga yang tidak pernah menoleh ke belakang untuk meratapi semua hal buruk yang sudah terjadi sungguh akan menjadi orang yang maju. Sebab mereka tahu apa yang sudah kejadian di hari lalu tidak akan bisa diulang dan diubah untuk menjadi hari yang lebih baik. Mereka yang terberkati dengan key...

Mari Kita Hidup Bersama Selamanya

     Mari kita duduk berdua. Di mana saja. Mungkin di taman, mungkin di kafe, mungkin di pantai, mungkin di pinggir jalan raya. Di mana saja, yang penting berdua. Setelahnya, mari kita berbincang. Tentang apa saja. Mungkin tentang bagaimana hari kita, mungkin tentang luka yang belum pernah kamu bagikan padaku, mungkin tentang kucing yang kelaparan, mungkin tentang minuman warna-warni yang ada di pinggir jalan. Tentang apa saja. Kita makan. Makan apa saja. Mungkin makan ayam, mungkin makan mie, mungkin makan pizza, mungkin makan sup. Makan apa saja. Lalu kita minum. Minum apa saja. Mungkin minum air mineral, mungkin minum susu, mungkin minum kopi, mungkin minum teh. Minum apa saja.      Jadi, semua hal tidak penting, semua hal yang remeh, semuanya ingin kulakukan. Tidak, tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang. Sebab semua rencana itu khusus kubuatkan untukmu. Kalau orang lain yang melakukannya denganku rasanya akan berbeda. Jadi, mari kita lakukan itu sem...