Nanti
Nanti, ketika jari-jari membeku dan tidak bisa menggerakan pena di atas kertasnya lagi, ketika mata tidak bisa lagi terbuka, ketika seorang tidak bisa menggerakan dan tidak bisa memegang kendali penuh atas dirinya sendiri. Mari kita bertahan sampai saat itu tiba. Mari kita bertahan sampai maaf pun sudah tidak bisa kita katakan, sampai menyesali semua kemarahan yang pernah datang, sampai sangat bersyukur tentang betapa menyenangkannya rasa senang yang pernah kita rasakan dulu. Sampai kita lupa, bahwa dulu kita selalu diberikan apa-apa yang bisa membuat kita senang tapi kita tidak pernah menyadarinya. Sampai kita menyadari bahwa apa-apa yang kita dengar, kita lihat, dan kita rasakan, ternyata hanya sebagian kecil dari apa-apa yang bisa membuat kita senang.
Comments
Post a Comment