Bapak takut mati, enggak?
Bapak itu pemberani. Bapak enggak pernah takut apa pun. Ular, cicak, kecoa, semua serangga bisa bapak lenyapin dengan mudah. Bapak pemberani. Tapi takut dengan Tuhan. Tapi enggak takut dengan kematian. Aku tahu karena aku pernah bertanya pada ketika aku masih duduk di bangku SD.
Saat itu aku baru diajarkan oleh guru agamaku perihal kematian. Mulai dari proses meninggal, sampai nanti kami akan berakhir di surga atau di neraka.
"Pak, bapak takut mati, enggak?" tanyaku saat itu. Aku ingat bapak sedang membetulkan sol sepatunya yang lepas kala itu."Ya enggak, kenapa harus takut?" Bapak justru balik tanya. Aku duduk di hadapannya."Kok enggak takut, pak?" tanyaku heran. Bapak tersenyum dan bertanya,"Memang kamu tahu, mati itu apa?" Kali ini bapak yang bertanya padaku. Aku mengangguk mantap. Guruku sudah memberitahu semuanya, jelas saja aku tahu."Apa?" bapak menoleh padaku."Mati itu ya enggak ada nyawa lagi pak, enggak bisa apa-apa. Nanti disiksa sama malaikat," jawabku yakin. Itu yang kuingat ketika guruku menjelaskan apa itu kematian di sekolah tadi.
Bapak meletakkan sepatunya yang sudah dilem. Kali ini dia benar-benar menatapku."Mati itu cuma kembali ke pencipta, ke Tuhan. Apa yang harus ditakutin? Kecuali selama ini kamu jahat dan jadi anak enggak baik di dunia, kamu perlu takut. Kalau kamu selama ini rajin ibadahnya dan mengikuti semua perintahnya, kamu harusnya enggak takut sama mati," jelas bapak."Kalau aku udah jadi anak baik tapi masih dihukum gimana, pak? Guruku di sekolah juga kayak gitu. Aku udah jadi anak baik, tapi aku masih sering dipukul kalau buat kesalahan kecil," ujarku."Tuhan itu maha adil, dia tahu siapa-siapa yang baik dan siapa-siapa yang enggak baik. Enggak mungkin Tuhan hukum orang yang enggak bersalah. Enggak mungkin Tuhan kasih siksaan ke yang hidupnya udah jadi orang baik," terang bapak.
Dan benar saja. Entah ini hanya perasaanku atau memang kenyataan, ketika bapak akhirnya menghembuskan napas terakhirnya seminggu lalu, dia tersenyum. Dia tersenyum dan terlihat seperti sedang tidur selayaknya bapak jika sedang tidur. Dan dari sana, aku tahu. Tuhan tidak akan menghukum bapak, karena bapak orang baik. Nyatanya sampai bapak enggak bisa apa-apa lagi, bapak masih bisa tersenyum. Bapak mati dengan tenang dan senang. Sampai jumpa nanti ya, pak?
Comments
Post a Comment