Begitu Cara Bahagia

Jangan jadikan seseorang sebagai alasanmu untuk hidup. Kelak ketika dia tidak bernapas lagi, kau pilih akhiri hidupmu yang berharga itu. Kelak ketika dia sakit, sakit pula kehidupanmu yang sehat itu. Kelak ketika dia hilang, hilang pula kehidupanmu yang masih panjang. Jalanmu mendadak buntu. Oh, apa itu dinding besar tengah menghadang? Atau pandangan gelap dan prasangka buruk terhadap hidup? Mimpi-mimpi yang kerap kau bangun, bukankah mereka adalah alasan hidup paling cantik? Alasan hidup paling baik dan menawan? Lebih menawan dari gadismu itu, hei. Iya iya. Tidak ada yang lebih menawan dari gadismu, ya? Ya, baiklah. Paham. Tapi kebahagiaan itu, kata orang tua yang jauh di sana, tidak perlu digantungkan pada diri orang lain, wahai anak muda. Begitu petuahnya. Bahagia masing-masing, tanggung jawab pada diri masing-masing. Kelak ketika masing-masing sudah berbahagia, bersatulah. Melebur. Bertabrakan dengan ombak di laut sampai tidak lagi terlihat beda. Satu untuk dua. Dua untuk satu. Begitu cara bahagia.

Comments

Popular posts from this blog

Validasi yang Dibutuhkan

Satu Hal yang Kini Tidak Lagi Kutakutkan; Ditinggalkan

Apakah semua orang yang berusia 21 tahun mengalami hal seperti ini?