Dari Luka Menuju Lupa

    Dari sekumpulan luka, kita berangkat menuju ruang bernama lupa. Di sana, bersama jutaan luka yang kecil sampai besar, kita berusaha melepas. Luka, baik kecil baik besar tetap luka. Baik sakit baik tidak tetap luka. Maka jutaan luka berkumpul saling menanyakan kabar satu sama lain yang tidak ada yang baik-baik saja. Setelahnya semua pecah. Pecah menjadi kepingan-kepingan kecil yang semakin lama semakin kecil sehingga tidak terlihat lagi oleh mata siapa pun bahkan mata luka itu sendiri. Rasa sakit yang adalah ciri khas luka, pun hilang. Lantas tak lama lagi, sekumpulan luka baru akan tiba. Dan lupa akan selalu menjadi tempat terakhir bagi mereka yang terluka.

Comments

Popular posts from this blog

Validasi yang Dibutuhkan

Satu Hal yang Kini Tidak Lagi Kutakutkan; Ditinggalkan

Apakah semua orang yang berusia 21 tahun mengalami hal seperti ini?