Lima tahun

"Jadi, apa kau masih memutuskan untuk tidak menyukaiku?"

Pertanyaan itu terdengar jelas, memenuhi ruang yang kosong dan sepi. Tentu saja sepi, kafe itu sudah tutup sejam yang lalu dan dua orang ini masih duduk di salah satu mejanya. 

"Bisakah kita membahas hal lain selain itu? Kita sudah tidak bertemu selama lima tahun, dan kau hanya ingin menanyakan itu?" Seo Jun menyunggingkan senyumnya.

"Tentu saja. Selama lima tahun aku menunggumu menjawab pertanyaan itu, nyatanya semua usaha yang kulakukan sia-sia. Tidak pernah ada jawaban darimu. Bahkan kabar." Eun Hye menjawab dengan senyuman khasnya.

"Untuk apa kau mengetahuinya? Memangnya, kau masih menyimpan perasaan?"

Eun Hye tersenyum.

"Mengapa tidak? Bukankah selama ini aku menolak semua pria hanya karena dirimu?"

"Tidak mungkin kau mengabaikan semua orang hanya karena aku. Tidak mungkin."

"Kenapa tidak mungkin? Nyatanya itu yang kulakukan. Kalau kau tidak percaya, kau bisa menanyakannya pada Ae Ra, dia tahu betul berapa banyak pria yang kutolak hanya untuk dirimu," balas Eun Hye. Memang begitu kenyataannya. 

Selama lima tahun, Eun Hye memilih untuk bertahan pada status single. Ia tidak tertarik dengan pria mana pun karena ia masih menunggu Seo Jun. Seo Jun yang tidak memberikan jawaban atas pertanyaannya, ketika terakhir kali mereka bertemu.

"Seo Jun, bagaimana kalau aku menyukaimu?" Eun Hye yang ketika itu masih seorang pengangguran, bertanya dengan polosnya pada Seo Jun.

"Aku akan memutuskan untuk tidak menyukaimu." Dan Seo Jun, sama sekali tidak pernah terpikirkan bahwa Eun Hye akan menyukainya. Ya, mana mungkin gadis seperti Eun Hye menyukainya?

"Kalau sekarang aku mengatakan aku menyukaimu, apa kau akan menjauh? Apa kau membenciku? Apa kau akan berpura-pura tidak mengenaliku?" Itu pertanyaan yang membuat Eun Hye tetap setia menunggu Seo Jun selama lima tahun meski laki-laki itu tidak pernah memberikan kabar. Ketika itu Seo Jun pergi ke luar negeri untuk mengurus perusahaan milik ayahnya. Membiarkan Eun Hye sendirian dengan pertanyaan itu.

"Astaga, aku menghindarimu selama lima tahun. Aku berusaha membantumu menghilangkan perasaan itu karena aku ingin kita berteman seperti biasanya. Rasa-rasanya aku gagal," keluh Seo Jun. Benar, memang dia sengaja menghindar dari Eun Hye. Dia tidak yakin dia akan memiliki perasaan yang sama pada Eun Hye. Jadi dibandingkan ia harus membuat gadis itu patah hati dengan menolaknya, dia memilih untuk menghindarinya.

Eun Hye tersenyum."Aku tidak berharap kau akan menjawab bahwa kau menyukaiku atau semacamnya. Aku hanya ingin tahu, apakah selama ini aku tidak pernah ada sedikit pun dalam dirimu?" Eun Hye tidak menghilangkan senyumnya ketika menanyakan itu."Tidak. Tidak pernah. Bagiku, kau hanya seorang teman. Bukan, teman dekat. Teman yang sangat dekat. Melebihi orang tuaku sendiri," jawab Seo Jun cepat. 

Gadis itu tersenyum."Baiklah, terima kasih sudah jujur. Aku harus pergi, hari sudah semakin malam." Eun Hye bangkit dari duduknya."Aku akan mengantarmu." Seo Jun bergegas bangkit melihat Eun Hye bangkit."Tidak, tidak perlu. Aku ingin naik bus malam ini." Gadis itu berbalik dan berjalan melangkah menjauhi Seo Jun.

Sebelum gadis itu menghilang di hadapannya, Seo Jun memanggilnya. Eun Hye menoleh dan melihat sosok Seo Jun di depan pintu kafe, tepat di seberangnya.

"Aku akan tetap menjadi teman baikmu meskipun kau menyukaiku, Eun Hye." Seo Jun sedikit berteriak ketika mengatakannya, karena Eun Hye sudah berada di seberang jalan.

Tepat ketika itu, Eun Hye tersenyum dan melanjutkan perjalanannya. Air matanya turun. Bagaimana mungkin penantian lima tahun ini sia-sia? Bagaimana mungkin ... semua perlakuan Seo Jun padanya, hanya dilakukan laki-laki itu atas dasar teman dekat? Eun Hye mendongak menatap langit. Ia tidak boleh menangis. Sejak ia menanyakan pertanyaan itu untuk pertama kali, ia sudah tahu jawaban itu yang akan dikeluarkan Seo Jun. Lalu mengapa sekarang ia menangis?

"Gadis bodoh, seharusnya kau sadar kau siapa. Astaga Eun Hye, aku benar-benar tidak percaya kau menunggu seseorang hanya untuk patah hati sekali lagi. Astaga, lihat siapa yang sudah melakukan tindakan bodoh ini." Eun Hye mengomeli dirinya sendiri sembari menghapus air matanya yang tidak ingin berhenti turun.

Comments

Popular posts from this blog

Validasi yang Dibutuhkan

Satu Hal yang Kini Tidak Lagi Kutakutkan; Ditinggalkan

Apakah semua orang yang berusia 21 tahun mengalami hal seperti ini?