Pamali
Di rumahku dulu, banyak sekali larangan yang Ibu dan Bapak berikan. Kalau kupikir-pikir, mungkin jumlahnya mencapai puluhan. Ya, memang sebanyak itu. Meskipun ketika beberapa kali aku melanggarnya, tidak terjadi apa-apa. Padahal Ibu dan Bapak bilang kalau aku melanggar, aku akan melihat sesuatu. Mereka menyebut itu sebagai pamali.
Sedikit-sedikit, Ibu akan mengatakan,"Jangan gunting kuku di malam hari, nanti ada singa datang ke kamarmu," katanya. Kupikir karena selama ini aku ingin datang ke kebun binatang tapi Ibu dan Bapak tidak pernah membawaku ke sana, aku harus mendatangkan singa itu ke kamar. Tapi nyatanya sudah tiga minggu aku melakukan itu, tidak sekali pun aku melihat singa datang. Padahal aku sudah bersusah payah menggunting kuku dengan penerangan yang minim.
Lain lagi ketika aku kenyang di tengah-tengah makan. Lauknya memang sudah habis, tapi nasinya maish sisa. Sedikit. Bapak bilang,"Habisin nasinya, nanti nangis loh kalau enggak habis," Ia mengingatkan. Aku sengaja menunggu Ibu dan Bapak pergi tidur. Malamnya, aku melihat nasi yang masih di atas piring yang sengaja kusisakan. Rupanya dia masih tetap nasi, tidak menangis.
Ibu juga pernah mengatakan,"Jangan nyapu setengah-setengah, nanti suamimu brewokan!" serunya suatu hari. Saat usia itu aku tidak pernah lagi menyapu setengah-setengah, selalu kutuntaskan sampai akhir bahkan kubuang ke tempat sampah. Membayangkan kalau suamiku nanti brewokan rasanya sangat tidak menyenangkan. Tapi setelah aku besar, aku justru dengan sengaja menyapu setengah-setengah. Kalau dapat suaminya seperti Syahid Muhammad sih, aku akan dengan senang hati menerimanya.
Kalau Bapak, pernah memberikan pamali yang lebih seram. Katanya,"Hati-hati kalau dengar burung gagak, tutup kupingmu rapat-rapat. Kalau enggak, nanti ada anggota keluarga yang meninggal." Tapi ketika aku mendengar suara gagak pada siang hari, sampai bertahun-tahun kemudian tidak ada keluarga yang meninggal. Justru nenek meninggal karena sudah tua, itu juga lima tahun setelah aku mendengar suara gagak.
Jadi, aku tidak percaya lagi pada pamali. Nyatanya semua yang dikatakan Ibu dan Bapak, tidak ada yang benar.
Comments
Post a Comment