Sosial Media
"Asli, kok ini orang berani share kayak ginian ke sosial medianya? Mending mainnya udah yang jago, ini sih cuma level anak-anak. Gue rasa anak-anak SD juga bisa kalau kayak gini doang."
"Apa? Emang dia ngapain?"
Ditunjukkannya salah seorang teman sekelas kami, sedang memainkan gitar. Bukan lagu sulit, tapi kurasa anak-anak SD belum mampu memainkannya.
"Ya gapapa, dia juga masih belajar kali."
"Ya kalau masih belajar ngapain udah di-share? Pengen keliatan kalau dia lagi belajar, gitu? Buat apaan, sih? Kalau kayak gini malah malu-maluin diri sendiri, bukannya keliata jago."
"Siapa tahu dengan dia bagiin itu ke sosial media, dia bisa jadi lebih semangat. Siapa tahu ya dia mau jadiin sosial media dia sebagai tempat buat dia belajar, supaya nanti dia bisa lihat udah seberapa jauh dia latihan."
"Tapi kan bisa enggak usah dibagiin sekarang. Maksud gue dia belum jago, kenapa percaya diri banget bagiin kayak gini? Hahaha."
"Lo juga bisa kan enggak usah liat post-an dia lagi? Lo bisa aja unfollow, block, atau mute akun dia supaya lo enggak lihat dia main. Gue yakin, dia post itu bukan biar lo liat. Dia post karena dia mau. Dia juga enggak bakal peduli sama komentar lo, karena itu bukan buat lo."
"Resiko dia lah kalau gitu. Dia temenan sama gue di sosial media, dia bisa bagiin apa aja yang dia mau dan gue bisa komentarin apa aja yang gue mau. Adil, kan?"
"Lo emang bisa komentar apa pun, apalagi di sosial media. Tapi lo juga bisa memilah apa yang mau lihat dan apa yang enggak. Coba sekarang, lo kan suka nyanyi, nih. Lo bagiin tuh video nyanyi lo di sosial media, tapi ada orang bilang suara lo enggak bagus, lagu yang lo nyanyiin juga enggak hebat. Menurut lo, lo bakal gimana? Kesel enggak kalau ada orang yang lebih milih buat ngomentarin hal-hal itu, padahal di saat yang bersamaan dia punya kebebasan buat milih apa yang mau dia lihat dan dia dengar. Gimana?"
Comments
Post a Comment