Kita Pulang, tapi Kamu Tidak ke Rumah

 

"Kita tuh enggak pernah tahu, Ra, kapan kita meninggal. Tiba-tiba udah enggak ada aja."

"Apaan sih, tiba-tiba ngomongin meninggal. Udah bosen hidup, kamu?"

"Bukan gitu, aku mau siap-siap aja. Siapa tahu kalau malam ini aku udah enggak ada?"

"Eh apaan sih, enggak lucu, ah."

"Emang aku lagi enggak ngelucu."

"Ya ngapain ngomong kayak gitu? Kalau kamu meninggal, aku sama siapa? Kan kamu tahu aku cuma punya kamu. Kamu enggak boleh meninggal duluan. Janji, ya?"

"Sebelum aku janji, aku nanya dulu. Kalau aku tiba-tiba meninggal aja, sih. Kamu jawab jujur, ya."

"Ya, ya. Apa?"

"Kalau aku ajak kamu jadi pacarku, kamu mau, enggak?"

"..."

"Enggak mau, ya?"

"Mau."

"Oke, makasih udah jujur."

"Sekarang janji dulu enggak bakal pergi duluan."

"Sayangnya, aku enggak bisa janjiin sesuatu yang aku enggak tahu bisa kutepatin atau enggak. Yang perlu kamu tahu, meskipun aku enggak ada di sisi kamu, aku akan selalu sayang sama kamu. Kamu enggak pernah sendirian, kamu selalu punya aku. Selalu."

Dan tepat ketika Sakha telah mengantarku pulang, aku dapat kabar bahwa Sakha berpulang.

Comments

Popular posts from this blog

Validasi yang Dibutuhkan

Satu Hal yang Kini Tidak Lagi Kutakutkan; Ditinggalkan

Apakah semua orang yang berusia 21 tahun mengalami hal seperti ini?