Baik dan cukup
Kalau dicari kurangnya, pasti ketemu aja. Muka yang begini, kulit yang begini, tinggi yang begini, ada aja. Jadi dibandingkan cari kekurangannya, kenapa enggak coba kita sukain aja? Kalau selalu coba "memperbaiki" apa yang Tuhan kasih yang sebaik-baiknya ke kita, akan selalu ketemu celah buat "memperbaiki" celah-celah yang lain. Kenapa enggak kita percaya aja, kalau waktu Tuhan ciptain kita, itu adalah bentuk paling baik dan tepat buat kita? Kayaknya, percaya kalau kita adalah hasil paling baik akan lebih menyenangkan dibanding melihat segala sesuatunya sebagai bentuk kekurangan, atau bahkan kegagalan.
Comments
Post a Comment