Deep Talk

    Aku senang menonton video-video dari berbagai grup kpop. Mereka sering membuatku tertawa dengan apa yang mereka lakukan dan mereka katakan. Di beberapa waktu, akan ada masanya ketika mereka membicarakan hidup mereka sendiri. Entah perjuangan mereka, apa yang harus mereka tinggalkan untuk apa yang mereka dapatkan sekarang, dan hal-hal lain yang tidak akan muncul di percakapan sehari-hari. Meski mungkin saja itu bukan ide dari mereka untuk membicarakan hal-hal seperti itu, aku tahu mereka membicarakan hal yang memang berasal dari diri mereka sendiri. Aku senang mereka bisa mengutarakan dan melihat apa yang sudah mereka lakukan selama bertahun-tahun untuk sampai di posisi mereka saat ini. Dilarang melakukan ini dan itu, latihan setiap hari, membuat konten, dan hal-hal lain. Tentu bukan hal mudah untuk mencapai posisi mereka sekarang, karena itu setiap kali ada anggota yang berulang tahun aku akan berdoa agar mereka sering merasa senang. Karena mereka pantas merasakan itu setelah apa yang mereka perjuangkan sebelumnya.

    Kembali pada saat ketika mereka membicarakan hal-hal yang terdengar cukup sedih atau mengharukan, aku biasa mendengar dan fokus pada apa yang dikatakan setiap orang. Mungkin lebih terdengar familier jika menyebutnya deep talk. Ketika mereka melakukan itu, aku bisa melihat bagaimana mereka memandang hidup dan orang-orang di sekitar mereka. Kesempatan itu mungkin tidak banyak datangnya, tapi mereka memanfaatkannya dengan baik. Sampai suatu waktu, aku berpikir bukankah menyenangkan jika bisa membicarakan hal-hal seperti itu dengan teman dekat? Membicarakan apa pun yang mungkin tidak pernah dibicarakan, mengutarakan pendapat kita mengenai sesuatu, sama-sama melihat perjuangan masing-masing orang untuk bertahan sampai di saat ini, aku merasa bahwa sesekali kita membutuhkan momen seperti itu. Aku ingin berada di waktu di mana aku dengan teman-temanku membicarakan apa pun yang selama ini hanya bisa disimpan di dalam kepala masing-masing. Kekhawatiran, ketakutan, juga semua hal yang bisa membuat kita lebih mengenal satu sama lain. Setelah kupikir-pikir lagi, aku sepertinya nyaris tidak pernah melakukan itu dengan siapa pun.

    Selama kurang lebih setahun terakhir, tidak ada teman dekat yang cukup intens berkomunikasi denganku. Sesekali kami memang membicarakan masalah kami tapi ada sesuatu yang menurutku kurang. Seringkali aku merasa ada banyak hal yang kusimpan di kepalaku tapi tidak pernah ada kesempatan dan waktu yang pas untuk mengungkapkannya. Aku ingin mengapresiasi diriku sendiri, melihat bagaimana caraku bertahan untuk bisa ada saat ini, membicarakan masa depan yang kuimpikan setiap hari. Aku juga ingin mendengar itu dari teman-teman yang lain. Kupikir, bukankah menyenangkan jika ada satu waktu di mana kita diharuskan membicarakan itu dengan teman-teman dekat seperti halnya para idol diminta untuk melakukan itu? Mau tidak mau, semua orang harus melakukannya. Namun karena aku bukan seorang idol, kesempatan seperti itu terasa sangat tidak mungkin. Untuk berbicara dan bertemu dengan temanku saja rasanya sudah sangat sulit, bagaimana mungkin mereka berkenan mendengar hal-hal semacam itu dariku? Mereka juga mungkin merasa enggan membicarakan hal-hal seperti itu. Meski sangat menginginkan momen seperti itu, aku juga ingin semua orang menikmati dan mengutarakan apa pun yang selama ini harus mereka simpan rapat-rapat. Tidak masalah jika kesempatan itu hanya datang sesekali atau bahkan setahun sekali, karena hanya butuh satu momen untuk membicarakan semua hal yang terus-menerus menetap di kepalaku.

    Ada sedikit rasa iri yang kursakan ketika melihat para idol membicarakan hal seperti itu. Bagaimana mereka bisa mengungkapkan apa yang mereka rasakan, mendengarkan orang lain mengungkapkan tentang pikirannya, juga saling mengapresiasi diri sendiri. Itu adalah hal yang sangat kuinginkan, tapi di satu waktu aku merasa itu adalah sesuatu yang sangat jauh dari kehidupanku. Tidak ada teman, tidak ada ruang untuk menjadi seperti itu. Karena itu aku tidak bisa melepaskan diri dari menulis karena hanya dengan menulis semua yang tersimpan di kepalaku bisa kukeluarkan satu per satu. Rasanya tentu berbeda ketika mengungkapkannya melalui menulis dengan menceritakannya secara langsung pada orang lain, tapi karena  'sosok' yang kubutuhkan sampai saat ini tidak pernah ada, aku tidak memiliki pilihan lain selain membicarakannya melalui tulisan. Paling tidak, aku bisa mengutarakannya satu per satu dan tidak menyimpan semuanya sendirian.

Comments

Popular posts from this blog

Validasi yang Dibutuhkan

Satu Hal yang Kini Tidak Lagi Kutakutkan; Ditinggalkan

Apakah semua orang yang berusia 21 tahun mengalami hal seperti ini?