2023

Hari ini adalah hari pertama di tahun 2023. Seperti pada tahun baru sebelum-sebelumnya, aku mengawali tahun dengan banyak harapan dan doa. Meski enggak semuanya bisa terlaksana sesuai rencana, paling enggak aku udah berusaha untuk mencapai hal-hal itu. Hal-hal yang mungkin menurutku adalah sesuatu yang sedikit enggak mungkin. Tapi, kalau mimpinya enggak besar, rasanya ada sesuatu yang kurang. Perasaan meremehkan diri sendiri enggak bisa melakukan ini dan itu sebelum mencoba dan mengusahakannya semaksimal mungkin. Jadi, meski di tahun kemarin ada banyak hal yang belum bisa kejadian, di tahun ini, harapan-harapan itu akan tumbuh lagi jadi sesuatu yang sama besar atau jauh lebih besar. Karena kalau enggak berani bangun mimpi dan harapan yang besar, aku akan selalu ada di hal-hal kecil yang itu itu aja. Padahal, semakin besar harapannya, tentu akan semakin sulit rintangannya, tapi rasa senangnya juga akan jauh lebih besar. 

Tahun lalu ada cukup banyak ketakutan dan kesedihan yang dirasain. Mulai dari hal yang mungkin untuk orang lain adalah hal sepele, sampai hal yang cukup besar yang bahkan sampai hari ini masih bisa bikin sedih. Kupikir enggak ada salahnya untuk sesekali melihat ke belakang dan memutar semua memori yang udah tersimpan, sekedar untuk sadar bahwa diri sudah jauh melangkah dari zona nyaman. Enggak ada salahnya untuk peluk diri sendiri setelah berusaha selama satu tahun dengan jatuh bangun yang jumlahnya enggak bisa dihitung.

Ada waktu di mana aku harus melanjutkan apa yang sudah dikerjakan, tapi mengerjakannya sambil berair mata. Ada waktu di mana selama beberapa hari berturut-turut, tidur pun enggak mampu karena rasa takut yang luar biasa besar. Ada waktu di mana air mata seakan enggak mau berhenti sampai dalam sehari bisa nangis berulang kali untuk hal yang aku sendiri enggak paham gimana cara menyelesaikannya. Ada waktu di mana sendirian adalah mimpi buruk yang mendadak harus kujalani selama berbulan-bulan tanpa tahu seperti apa jalan keluarnya. Ada waktu di mana harus ada untuk orang lain padahal di balik layar ponsel itu ada air mata yang susah untuk berhenti. Ada begitu banyak waktu yang sangat enggak nyaman untuk dilaluin terutama beberapa bulan terakhir di tahun 2022. Tapi ternyata, aku masih bisa ngerasain hari pertama di tahun 2023 dan bahkan menulis ini. 

Setahun yang akan datang mungkin enggak akan jadi tahun yang mudah. Ketakutan baru, ketakutan lama yang bangun lagi, kekhawatiran yang masih belum tahu cara mengatasinya, juga rintangan-rintangan yang mungkin pada awalnya kupikir enggak akan sanggup aku laluin. Meski akan ada banyak hal besar di depan, bertahan adalah satu-satunya cara untuk lewatin semua itu. Karena aku bisa ada di sini, karena aku bisa melewati masa-masa sulit sebelumnya. Begitu juga dengan masa-masa sulit yang akan datang. Bisa jadi aku sudah jauh lebih siap dibanding sebelumnya.

지금 부터 우리 행복합시다!


Comments

Popular posts from this blog

Validasi yang Dibutuhkan

Satu Hal yang Kini Tidak Lagi Kutakutkan; Ditinggalkan

Apakah semua orang yang berusia 21 tahun mengalami hal seperti ini?