huft

    Aku adalah tipe orang yang mudah menangis. Aku bisa menangis hanya dengan membayangkan sesuatu    yang menyedihkan, melihat orang lain menangis, atau merasa terharu melihat orang lain bahagia. Karena itu ketika ada sedikit saja masalah yang mengganggu, aku bisa menangis selama beberapa waktu karena dengan begitu aku bisa merasa jauh lebih tenang setelahnya. Kupikir hal ini akan berlangsung selamanya karena sudah menjadi bagian dari diriku mudah mengeluarkan air mata, tapi ternyata tidak. Beberapa waktu belakangan ini aku merasa kesulitan untuk menangis meski aku tahu ada banyak sekali air mata yang ingin dikeluarkan.

    Akhir-akhir ini ada banyak hal yang cukup mengganggu dan membuatku merasa sedih. Aku bahkan tidak tahu bisa menceritakan hal itu pada orang lain atau tidak karena ada terlalu banyak hal yang bisa dibicarakan. Namun pada beberapa waktu dadaku terasa sesak dan air matanya terasa berdesakan untuk turun, tapi tidak ada yang berhasil jatuh satu pun. Aku hanya bisa memegangi dadaku sambil berusaha mengatur napas dan mengingat metode menenangkan diri dari salah satu sesi konsultasiku bersama seorang psikolog. Tidak terlalu membantu tapi hal itu bisa meringankan sedikit sesak yang membuatku tidak nyaman. Kupikir awalnya ini hanya karena sebentar lagi adalah waktunya aku mengalami mensturasi, karena seperti yang sudah pernah kukatakan sebelumnya aku menjadi jauh lebih sensitif ketika periode itu tiba. Namun hal ini sudah berlangsung selama beberapa waktu dan mensturasi belum juga datang. Kupikir pada beberapa waktu aku justru mencegah air mata keluar dengan meyakinkan diri sendiri bahwa aku hanya akan mengalami menstruasi karena itu menjadi lebih sensitif dari sebelumnya. Padahal di sisi lain, aku tahu aku hanya ingin menangis karena ada hal yang tidak bisa kuselesaikan seorang diri.

    Biasanya, aku menuliskan semua yang kurasakan melalui blog atau buku catatan. Tapi kali ini aku tidak bisa menuliskan apa pun tentang apa yang sedang kualami atau kesedihan seperti apa yang memelukku belakangan ini. Tidak ada kata-kata yang bisa memberikan gambaran tentang kesedihan yang kali ini. Puluhan pikiran tentang masa lalu, masa kini, dan masa depan mulai bercampur menjadi satu dan berputar di kepalaku. Aku tahu harus menceritakannya paling tidak pada satu orang agar bebannya sedikit terangkat. Tapi pada siapa? Sampai detik ini tidak ada orang yang kupikir berkenan untuk mendengar ceritaku yang selalu tentang itu itu saja. Mereka mungkin bosan mendengar semua cerita ini dan tidak ingin mendengarkan ceritaku lagi di waktu yang akan datang. Kalau itu terjadi, bukankah pada akhirnya aku sendiri yang harus menanggung semuanya sendirian? 

    Selain kesedihan selama beberapa waktu terakhir, aku juga merasa malas melakukan ini dan itu. Ada    banyak hal yang harus kukerjakan, tapi rasanya kepalaku tidak bisa fokus pada satu hal untuk waktu yang lama. Padahal sebelumnya aku bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk bekerja atau belajar tanpa terganggu dengan apa pun. Aku bisa memaksa diriku untuk berusaha. Tapi kali ini tidak. Aku bahkan tidak bisa menyemangati diri sendiri agar terus berusaha seperti yang seharusnya kulakukan. Bukankah ada yang salah denganku? Perasaan tidak nyaman yang memelukku ini sepertinya terlalu nyaman berada di sini sampai aku tidak tahu bagaimana cara mengontrolnya. Semuanya terjadi begitu saja. Memburuk dan memburuk.

Comments

Popular posts from this blog

Validasi yang Dibutuhkan

Satu Hal yang Kini Tidak Lagi Kutakutkan; Ditinggalkan

Apakah semua orang yang berusia 21 tahun mengalami hal seperti ini?