Utuh
Yang pernah hancur mungkin lupa, bahwa sesuatu yang satu itu pernah hancur berkeping-keping. Rasanya hanya hancur untuk banyak hal tanpa pernah tahu bagaimana memperbaiki sesuatu yang hancur.
Kita pernah hancur.
Kita pernah hancur.
Tapi, apa mungkin, sesuatu yang pernah hancur itu berhasil membuat dirinya utuh kembali entah bagaimana caranya? Bagaimana mungkin sesuatu yang sudah hancur berkeping-keping, bahkan tidak terhitung jumlahnya, bisa kembali utuh seperti semula?
Ah, ya. Memang tidak. Tidak utuh sepenuhnya. Terlihat utuh, tapi retak di sana dan di sini. Siapa yang bisa melihatnya selain diri sendiri? Siapa yang bisa menilai seseorang retak atau tidak, utuh atau tidak, selain dirinya sendiri yang sudah pernah hancur atau tidak sama sekali?
Jangan lupa, kita pernah hancur. Walau retak di sana dan di sini, kita masih ada. Tidak utuh, tapi ada. Walau tidak utuh, kita tetap kita. Bagaimana cara membuat sesuatu yang pernah hancur menjadi utuh kembali, rasanya bukan lagi sebuah pertanyaan yang harus ditemukan jawabannya. Karena yang utuh tetap utuh, yang hancur tetap hancur. Dan apakah semua yang hancur selalu memiliki cara yang sama untuk kembali menjadi utuh?
Comments
Post a Comment