Mengembalikan Tujuan yang Hilang
Aku sering memikirkan apa yang harus kulakukan pada besok hari. Mengikuti kelas, mengerjakan tugas, melanjutkan naskah, mengedit video, menghabiskan buku yang sedang kubaca, atau melakukan apa saja yang bisa kulakukan. Karena aku tidak kuliah, aku harus mencari kegiatan yang bisa kulakukan meski hanya kegiatan sederhana di luar mengajar bahasa. Aku senang melihat to do list yang bertumpuk, karena artinya aku memiliki banyak hal yang harus dilakukan. Aku senang ketika aku mencoretnya sebagai pertanda aku sudah melakukan sesuatu hari ini. Setiap kali hanya bermalas-malasan dan tidak melakukan atau menghasilkan sesuatu, aku merasa bersalah pada diriku sendiri. Kenapa aku membuang-buang waktu seperti ini? Kenapa aku tidak bisa fokus dan malah bersantai padahal ada banyak hal yang harus kukejar? Kenapa aku menghabiskan waktu seperti ini padahal ada hal bermanfaat yang bisa kulakukan? Tentu saja, aku tidak akan kehilangan apa-apa jika hanya bermalas-masalan sehari atau dua hari dalam sebulan. Namun jika hal ini terus terjadi secara terus-menerus, akan ada banyak hal yang hilang. Salah satunya adalah minatku terhadap sesuatu.
Semenjak lulus SMA, aku memfokuskan diri untuk belajar bahasa. Karena memiliki target dan tujuan yang jelas, aku bisa belajar berjam-jam dalam sehari tanpa terhalang apa pun. Aku bisa melawan dan mengatasi rasa malas yang terkadang datang dengan mengingat apa yang harus kukejar di depan. Aku mengikuti kelas-kelas online hanya untuk mengisi kegiatan sehari-hari dengan sesuatu yang lebih bermanfaat. Bagi beberapa orang mungkin ini menyedihkan. Aku harus mengisi sendiri kegiatan yang harus kulakukan, sementara orang-orang lain sudah memiliki to do list mereka sendiri dengan mengerjakan tugas-tugas kuliah tanpa harus bersusah payah mencari kegiatan apa yang harus mereka lakukan. Tidak memiliki sesuatu untuk dilakukan adalah hal yang sangat tidak menyenangkan. Aku tidak tahu untuk apa aku bangun pagi, aku tidak tahu kenapa aku harus tidur awal dan bangun lebih awal, aku tidak tahu apa yang bisa dilakukan untuk menghabiskan 24 jam setiap harinya. Memiliki tugas-tugas yang menumpuk dan tuntutan deadline memang melelahkan, tapi aku lebih memilih itu dibandingkan tidak memiliki satu hal pun untuk dilakukan. Bangun pada pagi hari dan berpikir keras mencari hal apa yang bisa dikerjakan adalah hal yang menyedihkan.
Aku mengalami hal ini beberapa kali. Meski tidak ingat persis bagaimana aku mengatasi rasa bersalah itu, kupikir menyusun to do list adalah salah satu hal yang sangat membantu. Meski itu hanya hal sederhana, setidaknya ada sesuatu yang bisa kulakukan. Hal yang sesuai dengan ketertarikanku. Aku kerap mengingatkan diri sendiri bahwa aku harus mengajar bahasa, jadi aku harus membuat konten dan mempromosikan lesku kepada banyak orang. Aku kerap mengingatkan diri sendiri bahwa tahun depan aku harus mengikuti ujian lagi, jadi aku harus belajar dengan jauh lebih giat. Aku kerap mengingatkan diri sendiri bahwa aku ingin menerbitkan buku dan sudah 9 kali gagal, jadi aku harus memperbaiki naskah yang ingin kuterbitkan agar penerbit meliriknya. Sebetulnya, selalu ada hal yang bisa dilakukan setiap hari. Hanya saja pada hari-hari melelahkan, aku kehilangan minat pada semua hal. Tidak ada yang bisa kulakukan, tidak ada yang ingin kulakukan, tapi aku merasa bersalah ketika tidak melakukan apa-apa. Rasanya ke mana pun aku bergerak, rasa bersalah terus mengikutiku.
Percaya pada mimpi adalah salah satu kekuatanku. Tidak semua orang memiliki mimpi dan percaya pada mimpi mereka, jadi aku harus mewujudkannya. Mimpiku adalah mimpi yang besar tapi realistis sehingga aku hanya perlu berusaha keras untuk menjadikannya kenyataan. Mengingat apa saja yang ingin kucapai membuatku kembali fokus dan bisa mengerjakan apa pun yang sudah seharusnya kukerjakan. Aku ingin tidak merasa bersalah saat tidak ingin melakukan apa-apa, tapi aku hanya ingin melakukannya satu atau dua kali dalam satu bulan. Aku ingin mengembalikan ketertarikanku terhadap sesuatu, aku ingin mengejar mimpiku kembali, aku ingin mencapai tujuan-tujuan yang sudah kupilih, aku ingin melakukan banyak hal baik untuk diriku sendiri maupun orang lain, aku ingin bisa melakukan hal kecil dan sederhana tapi memiliki dampak yang besar, aku ingin tetap percaya pada diriku sendiri. Karena di dunia ini, tidak ada yang bisa mencapai tujuan-tujuan itu selain diriku sendiri.
Comments
Post a Comment