Bagaimana Jika
Bagaimana jika aku membuat pilihan yang berbeda dalam hidupku?
Aku baru saja selesai membaca buku karya Matt Haig yang berjudul The Midnight Library. Menceritakan kehidupan Nora Seed, yang menyerah dengan hidupnya, diberi kesempatan untuk merasakan banyak kehidupan yang mungkin ia jalani. Dia merasakan semua yang ingin ia rasakan. Menjadi perenang, menjadi glasiolog, atau menjadi artis terkenal. Kupikir ada ratusan kemungkinan yang ia rasakan melalui perpustakaan itu. Aku kemudian berpikir, bagaimana jika aku mengambil keputusan yang berbeda dengan apa yang kupilih saat ini?
Saat aku duduk di bangku SMA, satu-satunya tujuanku adalah memasuki universitas. Aku tidak yakin bahwa aku memiliki kemampuan untuk lolos tes yang kutahu akan sangat sulit dan memiliki ratusan ribu pesaing, tapi aku tetap mencobanya. Aku mengusahakan yang menurutku bisa kulakukan, aku berdoa, aku mengambil jurusan yang menurutku sangat cocok dengan aku. Sampai saat ini ketika aku mendengar temanku mengambil jurusan ilmu komunikasi, aku ingin berkata,"Dulu aku juga memilihnya." Namun nyatanya, paling tidak sampai aku menulis ini, aku belum pernah merasakan menjadi seorang mahasiswa ilmu komunikasi. Bahkan rasanya keinginan itu perlahan-lahan menjauh meski tidak pernah hilang.
Setelah membaca itu, aku mulai berpikir bagaimana kalau saat ini aku menjadi seorang mahasiswa ilmu komunikasi? Hal seru dan menyenangkan apa yang akan kulewati? Siapa saja yang akan kutemui? Apa saja yang akan kucapai? Kesibukan seperti apa yang akan kuhabiskan sehari-hari? Kelelahan seperti apa yang harus kualami? Hal sulit apa yang harus kulewati? Juga pertanyaan-pertanyaan lain, yang kutanyakan pada diriku sendiri tentang bagaimana jika aku membuat pilihan yang berbeda. Benar, keputusan masuk universitas tidak sepenuhnya berada di tanganku. Hanya saja, bagaimana jika aku lebih banyak meluangkan waktu untuk belajar dulu? Siapa yang tahu kalau aku bisa saja menjadi seorang mahasiswa ilmu komunikasi sesuai dengan apa yang kucita-citakan sejak lama?
Lain hal, bagaimana jika saat ini aku menjadi seorang pekerja kantoran? Apakah aku bisa bertahan lama di sana? Apakah aku bisa memenuhi semua tenggat waktu serta tuntutan pekerjaan yang tidak ada habisnya? Apa yang akan kulakukan pada gajiku setiap bulannya? Apakah aku akan menghabiskannya dengan bersenang-senang, atau justru keluar dari banyak kesulitan? Kalau aku menghabiskan banyak waktu di kantor, apakah aku akan tetap berhubungan dengan teman-teman dekatku seperti sekarang? Atau apakah aku masih tetap memiliki waktu untuk beristirahat dan bersenang-senang?
Entah berapa banyak halaman yang harus dihabiskan jika saja aku memikirkan hal apa yang akan terjadi jika aku membuat keputusan yang berbeda. Bagaimana jadinya jika aku menjalani hari-hari yang jauh berbeda dengan hari-hari yang kujalani sekarang. Apakah semua itu akan terasa menyenangkan, atau aku mungkin membayangkan kehidupan seperti yang sedang kujalani sekarang? Bukankah segala hal yang tidak kita miliki terasa jauh lebih menyenangkan jika dibandingkan dengan apa yang harus kita hadapi sekarang? Bahkan kesulitan-kesulitan yang tidak kuketahui seberapa sulitnya, mungkin akan terasa "jauh lebih baik" jika dibandingkan dengan kesulitan yang harus kujalani sekarang.
Apa yang tidak kita miliki, apa yang tidak kita jalani, apa yang tidak harus kita hadapi, serta semua hal yang selalu berada di bayang-bayang mungkin akan selalu terlihat sebagai sesuatu yang jauh lebih besar dibandingkan dengan apa yang ada di depan mata.
Tapi, bisakah kita menerima hidup yang sedang kita jalani saat ini saja? :)
Comments
Post a Comment