Dua Puluh


    Rasanya agak aneh karena udah resmi umur 20 tahun, hahaha. Iya sih, untuk beberapa orang mungkin umur 20 bukan sesuatu yang besar. Tapi buat aku, rasanya betul-betul memasuki fase baru aja. Fase di mana semuanya akan jauh lebih sulit dan tantangannya akan jauh lebih besar dari apa pun yang pernah aku lalui selama ini (loh kok jelek semua, hahaha). Tapi juga, di 20 ini mungkin segalanya akan terasa lebih mudah karena kepala akan otomatis bilang aku udah lebih dewasa. Sehingga buat menyikapi segala hal yang ada di depan juga harus lebih dewasa. Kalau dulu masih banyak waktu untuk sedih dan marah-marah, mungkin sekarang harus lebih bisa mengontrol semuanya. Tapi bukan berarti kalau sedih atau marah jadi enggak dirasain dan harus buru-buru senang lagi, enggak. Tapi ya harus lebih bisa kontrol diri sendiri aja.

    Hmm ... ada banyak banget hal yang pengen dicapai di umur ini. Ini mungkin terdengar enggak realistis sih, tapi aku udah bikin list hal-hal tertentu yang ingin aku capai dalam kurun waktu tertentu. Kalau aku enggak salah hitung, waktunya sisa 7 tahun lagi. Jadi ketika memasuki umur 20 usahanya harus lebih keras dari sebelumnya. Karena yang dicita-citakan juga bukan sembarangan, jadi berusahanya juga harus lebih daripada yang lain (maksudnya dibandingkan cita-citaku yang lain, bukan cita-cita orang lain, ya). Mungkin akan terdengar aneh ya kalau aku nulis sesuatu yang rasanya akan terdengar aku ini udah orang yang lama hidup. Tapi ... akan lebih aneh di dalam diri kalau enggak disampein.

    Kupikir, 20 tahun adalah awal yang baru lagi untuk aku. Untuk aku lebih percaya pada diri sendiri, untuk tetap melewati hal-hal sulit dan besar yang akan ada di depan nanti. Aku tahu betul, apa yang udah kulalui selama 19 tahun kemarin mungkin enggak akan ada apa-apanya dibandingkan apa yang akan kuhadapi besok-besok. Tapi kalau hari-hari berat kemarin aja aku bisa lewatin, pastinya hari-hari berat di kemudian hari juga akan bisa aku lewatin. Begitu, kan? 

    Entah kenapa, ada banyak sekali cita-cita yang beterbangan di kepala. Cita-cita yang harus kucapai ketika aku memasuki fase-fase tertentu, salah satunya adalah fase di umur 20 tahun ini. Memang enggak seharusnya aku membuat cita-cita yang terlalu banyak dan besar sih, tapi gimana dong, aku anaknya suka banget bermimpi sama hal-hal yang mungkin kalau orang lain tahu mereka akan bilang itu adalah hal-hal yang enggak realistis dan enggak akan mungkin terjadi. Bagiku, baik itu enggak realistis ataupun realistis, aku akan tetap sama-sama berusaha untuk sampai ke sana. Lagipula aku tahu kok, mana yang betul-betul enggak bisa kucapai dan mana yang masih punya kemungkinan untuk kucapai meski kemungkinannya sangat sangat kecil. Tapi masih ada. Jadi berangkat dari kemungkinan yang sangat sangat kecil itu, aku akan tetap berusaha untuk mencapai mimpi yang daftarnya banyak. Dan mungkin akan terus bertambah setiap harinya.

    Selama 19 tahun, aku banyak melalui masa-masa yang seru dan enggak seru. Masa-masa masuk TK, SD, SMP, sampai SMA. Masa di mana aku belajar untuk lebih menguasai diri ketika berada di hadapan orang lain. Masa di mana aku betul-betul berpikir sebelum aku melakukan sesuatu. Ya, pokoknya segala perasaan yang pernah aku rasakan pastinya terjadi di umur 19 tahun belakang itu. Meski baru 19, aku tahu ada banyak pelajaran dan pengalaman yang baik itu manis atau pahit sama-sama bisa aku ambil hal baiknya. Toh, yang namanya belajar memang enggak selalu menyenangkan. Termasuk belajar dari pengalaman yang menurutku sangat pahit, tapi tetap harus dijadikan pelajaran dibandingkan aku malah meratapi apa yang pernah terjadi sama aku. Kenapa aku harus alamin itu, kenapa harus aku yang ngerasain hal enggak itu. Dibandingkan berpikir kayak gitu, kupikir akan jauh lebih baik kalau aku terima dan merasa bahwa aku memang dipilih untuk merasakan itu. Karena aku butuh merasakan itu. Karena aku harus merasakan itu. Karena dari semua pengalaman enggak enak itu, aku akan terus berusaha untuk keluar dari sana. Nah, di situ letak tantangannya. Ketika aku harus survive sendirian, atas apa pun yang menganggu aku. Kan pada akhirnya, kita semua juga akan berdiri di atas kaki sendiri.

    Ke depannya, pasti akan ada banyak masa yang harus kulalui lagi. Harus belajar lagi, mulai lagi, berusaha lagi. Tapi itu yang bikin hidup rasanya akan lebih menarik. Tentang gimana kita memilih apa yang bisa kita pelajari, apa yang harus kita mulai, dan apa yang harus kita usahakan. Aku senang sekali bisa sampai di umur ini, karena rasanya hari kemarin terlalu berat untuk aku jadiin hari kemarin. Tapi ternyata aku bisa laluin semuanya meski enggak selalu sama orang lain. Di mana pun itu, ternyata aku bisa survive. Kapan pun itu, ternyata aku masih bisa bertahan walau ada banyak air mata yang harus dikorbanin. Aku senang karena masih bisa dikasih kesempatan untuk ngerasain banyaknya hal baik di dunia ini. Masih dikasih kesempatan untuk ketemu orang-orang baik. Bahkan masih dikasih kesempatan untuk mencapai apa yang ingin aku capai. Itu rasanya perasaan yang enggak muncul di setiap aku ulang tahun. Aku merasa sangat sangat bersyukur atas apa pun yang pernah terjadi. Meski itu hal enggak enak, ternyata aku selalu lebih hebat dari yang aku pikir. Walau kadang di beberapa waktu banyak hal enggak terjadi sesuai sama apa yang aku ingin, ternyata di hari ini aku masih bisa mengusahakan hal lain yang enggak kalah baiknya. Ternyata Allah memang selalu punya jalan untuk siapapun yang masih berusaha. Ternyata, Allah memang betul-betul kasih rencana paling baik untuk siapapun yang memilih untuk enggak berhenti. Rasanya kali ini harus terima kasih sama diri sendiri dengan sebenar-benarnya. Atas apa pun yang pernah aku lalui, atas apa pun yang pernah aku rencanakan tapi gagal, atas kesenangan yang aku ingin tapi enggak terjadi.

    Ditolak PTN, beasiswa untuk kuliah di universitas swasta juga enggak dapet, coba kirim naskah juga masih ditolak terus. Iya, rasanya kalau mengingat ke sana itu adalah hari paling capek. Bayangin, 3 tahun belajar dengan cita-cita masuk PTN ternyata harus hilang gitu aja. Setelah cita-cita masuk PTN rasanya terlalu jauh untuk aku, kuganti mimpiku jadi kuliah. Di mana aja, universitas swasta juga bukan masalah. Tapi belum dikasih izin untuk sampai ke sana. Coba kirim naskah ke penerbit, ditolak berkali-kali. Sampe kepala tuh nanya sendiri aja, ini sebenarnya emang aku enggak berbakat nulis atau gimana? Tapi kalau hari itu enggak ditolak, mungkin aku akan berhenti berusaha dan mencari tahu gimana cara menulis aku yang sebenarnya. Sebetulnya sih, sekarang juga belum ada kepastian apa aku akan berhasil menerbitkan buku atau enggak. Tapi paling enggak, aku masih punya keyakinan bahwa mimpiku yang satu itu akan berhasil. Mungkin enggak kemarin, mungkin enggak hari ini, tapi masih akan selalu ada besok untuk menunggu sampai hari itu tiba.

    Percaya sama diri sendiri memang hal yang paling penting. Karena ketika diri udah enggak bisa lagi percaya, mau sebanyak apa pun orang di luar sana yang percaya, mimpi-mimpi yang udah disusun itu enggak akan pernah kejadian. Untuk percaya sama diri sendiri aja butuh waktu dan butuh proses yang enggak mudah. Tapi buktinya, kalau kita memang enggak pernah berhenti untuk coba apa pun yang kita ingin, akan selalu ada kemungkinan kita bisa sampai ke sana. Saat ini, ada banyak orang yang Alhamdulillah mendukung aku atas apa pun yang kupilih untuk kulakukan. Meski sebelumnya aku selalu merasa sendiri di perjalanan ini, ternyata ada orang-orang lain yang menggenggam tangan aku untuk diajak jalan sama-sama. Aku sangat sangat makasih sama siapapun yang memilih untuk bawa aku ke perjalanan panjang ini sama mereka. Karena melalui jalan panjang ini sendirian ternyata enggak enak.

    Ke depannya, tentu akan ada hal sulit dan tantangan lagi. Dan akan terus begitu. Tapi kalau diri sudah tahu ke mana harus percaya, semuanya enggak akan terasa sulit lagi. Semuanya akan terasa ringan meski nanti harus melalui hari-hari enggak enak. Jadi, untuk hari kemarin, hari ini, dan hari esok, mari kita sama-sama berusaha dan bergenggam tangan, berjalan menuju mimpi masing-masing yang udah kita rangkai sebegitu cantiknya. Mari kita saling percaya, bahwa Tuhan akan selalu punya rencananya yang paling indah untuk siapapun yang enggak pernah berhenti percaya.

Selamat ulang tahun, Ami.


Comments

Popular posts from this blog

Validasi yang Dibutuhkan

Satu Hal yang Kini Tidak Lagi Kutakutkan; Ditinggalkan

Apakah semua orang yang berusia 21 tahun mengalami hal seperti ini?