Memilih Rasa Sakit
Ternyata, kita bisa memilih sakit kita sendiri. Aku baru menyadari hal ini beberapa saat lalu, bahwa ternyata ada beberapa rasa sakit yang terjadi karena aku memilih untuk merasakannya.
Hal sesederhana mencari tahu sesuatu yang akan membuatku sakit hati dan sedih jika melihatnya, tapi pada beberapa waktu, aku tetap memilih untuk mencarinya. Mungkin, itu karena aku ingin memastikan apakah hal itu benar-benar ada atau tidak. Apakah hal itu betul-betul bisa membuatku sakit hati atau tidak. Aku harus melihatnya dengan mata kepalaku sendiri. Aku harus berulang kali melihat sesuatu yang menyakiti diriku sendiri, entah untuk apa.
Aku tahu pasti jawaban atas apa yang kucari akan sesuai dengan apa yang ada di dalam kepala, tapi kadang, rasanya tidak cukup hanya dengan membayangkannya di kepala. Aku harus melihatnya lagi dan lagi. Aku harus merasakan sakit hati itu dengan nyata, tidak hanya dengan bayang-bayangan yang berterbangan di kepala. Ternyata kadang, aku tahu akan sakit. Tapi alih-alih mencegahnya, aku mengabaikan hal itu dan memilih untuk merasa sakit. Aneh, ya? Rasanya seperti diberi kesempatan utnuk memilih rasa sakitku sendiri. Padahal aku tahu pasti bahwa aku memiliki kemampuan untuk mencegahnya, tapi aku tetap memilih untuk merasa sakit.
Comments
Post a Comment