Simba


    
Kucing kesayanganku hilang tanggal 4 November 2022. Sudah setahun lebih ia hilang, sudah setahun lebih pula aku berharap suatu hari ia akan datang dan menungguku di depan pintu kamar seperti biasa. Berbagai kebiasaan yang ia lakukan, masih terekam jelas di kepalaku meski sudah setahun lamanya aku tidak pernah merasakan kebiasaan-kebiasaan itu lagi. Mulai dari menungguku membukakan pintu kamar di pagi hari, suaranya yang memintaku menuangkan makanan, duduk di meja belajar kapan pun aku sedang mengerjakan sesuatu, mengambil setengah dari kasurku untuk tempat tidurnya, suara lonceng di kalungnya yang terdengar tiap kali ia bergerak, duduk di pinggir jendela kamarku, duduk di atas lemari baju, atau wajahnya yang terdiam ketika aku menggendongnya. Ia bukan kucing yang senang digendong. Ia akan diam selama beberapa detik dan beberapa detik selanjutnya akan berusaha melepaskan diri sekuat tenaga meski aku hanya memegangnya. Kalau saja aku tahu ia akan hilang secepat itu, mungkin aku akan menggendongnya dengan lebih lama dan lebih erat waktu itu, membiarkan ia yang berusaha melepaskan diri dari pelukanku.Seandainya saja ada peringatan bahwa ia akan hilang dalam waktu yang tidak bisa ditentukan.

    Aku ingat betul bagaimana aku menangis ketika ia tidak pulang berminggu-minggu. Kebiasaannya yang senang bermain di luar membuatku pada awalnya biasa saja saat mengetahui ia tidak pulang, karena ia penrah melakukan hal yang sama. Hanya saja saat itu ia pulang beberapa hari kemudian. Sayangnya itu terakhir kali ia pergi dan pulang, karena setelahnya ia hanya pergi. Tidak ada kata pulang, paling tidak sampai saat ini. 

    Ada banyak kucing yang pernah dirawat di rumahku. Ada banyak kucing pula yang kemudian pergi dan tidak pulang, tapi hanya kucing yang satu itu yang berhasil membuatku sedih berkepanjangan bahkan sampai saat aku menuliskan ini. Rekaman-rekaman memori itu terus berputar di kepala. Kebiasaannya menungguku di depan kamar mandi ketika aku sedang mandi, sisa-sisa cakarannya di sandal rumah yang sampai saat ini masih kukenakan. Mungkin bagi beberapa orang ini berlebihan, tapi hanya kucing itu yang membuatku benar-benar merasa memiliki hewan peliharaan. Saat itu aku berpikir, akan jauh lebih baik kalau ia mati di hadapanku. Paling tidak, aku tahu bahwa hidupnya sudah selesai. Bahwa perjalanannya sebagai peliharaan kesayanganku sudah selesai. Kalau ia pergi tanpa aku tahu ke mana jalannya, aku akan terus bertanya-tanya bagaimana kondisinya saat ini. Apa ia memiliki pemilik baru? Apa ia makan dengan baik? Apa kebiasaannya makan dengan banyak masih bisa terpenuhi? Apa ia terlantar di jalanan? Apa pemilik barunya melepaskan kalung lamanya dan memberikan kalung baru? Apa namanya sudah diganti? Apa ia lupa jalan pulang waktu itu? Apa ia diambil oleh orang yang tidak bertanggung jawab di jalanan? Dan puluhan pertanyaan lain yang tidak akan bisa kutemukan jawabannya. 

    Sejak kejadian itu, aku tidak ingin merasa terikat dengan kucing yang lain. Beberapa kali ada kucing yang datang ke rumah dan kami memutuskan untuk merawatnya, tapi aku tidak banyak menghabiskan waktu untuk bermain dan mengurus kucing-kucing itu karena aku tidak ingin merasa sedih jika suatu hari hal yang terjadi pada kucing kesayanganku harus terjadi pada mereka. Aku tidak siap harus melalui kesedihan dengan penuh tanda tanya dalam kepala seperti waktu itu lagi. Tidak akan pernah siap. Membiarkan kepala memberikan pertanyaan yang tidak akan pernah kuketahui jawabannya bukanlah hal menyenangkan. Bahkan hingga detik ini, aku masih sering melihat foto dan videonya yang sempat diabadikan. Aku masih sering menyimpan foto atau video kucing yang memiliki warna sama dengna kucingku. Kucing itu akan selalu mengingatkanku untuk tidak terikat pada suatu hal dengan begitu ekstra, karena aku tidak akan pernah tahu apa yang terjadi pada hal itu selanjutnya. Jika aku terlanjur terikat pada sesuatu, aku harus siap untuk merasa sedih suatu hari nanti kalau sesuatu itu hilang. Karena itu aku memutuskan tidak ingin menghabiskan banyak waktu dengan kucing-kucing yang datang ke rumah, karena aku khawatir semua yang kusayang akan diambil pada waktu yang terlalu cepat.

Comments

Popular posts from this blog

Validasi yang Dibutuhkan

Satu Hal yang Kini Tidak Lagi Kutakutkan; Ditinggalkan

Apakah semua orang yang berusia 21 tahun mengalami hal seperti ini?