Posts

Showing posts from March, 2025

Bentuk Kasih Sayang

     Aku baru menyadari satu hal. Bahwa selama ini, aku tidak mengerti bahwa cara setiap orang untuk menunjukkan kasih sayang selalu diberikan dengan bentuk yang berbeda-beda. Karena ketidaktahuan itu, aku cenderung menuntut orang-orang sekitarku untuk menunjukkan kasih sayang yang sama dengan caraku. Padahal, apa yang kulakukan belum tentu cocok dan membuat mereka nyaman.       Salah satu temanku terbiasa dengan ungkapan-ungkapan manis dalam kesehariannya, berbanding terbalik denganku. Aku tidak merasa bahwa kata-kata itu bisa menunjukkan seberapa besar perasaanku pada mereka, sehingga aku cenderung menunjukkan perasaan dengan memberikan kado atau mengirimi mereka makanan meski tidak ada hari spesial. Dengan begitu, mereka akan mengingat keberadaanku dan datang kapan pun mereka membutuhkanku.      Sayangnya, tidak semua orang menyadari hal ini. Pun denganku sampai beberapa waktu lalu. Aku menyadari bahwa meski bentuknya berbeda-beda, ka...

Kalau Hidup Bisa Diatur Ulang

     Kalau ada satu tombol yang bisa membuatku kembali memulai semuanya dari awal, mungkin aku memilih untuk menekan tombol itu. Paling tidak satu kali seumur hidup. Untuk putar balik, atur ulang rencana, bersiap untuk semua yang menyebalkan dan menyusahkan. Mempersiapkan diri dari kegagalan, ketertinggalan, ketidakbisaan, juga ditinggalkan. Alasannya sederhana, aku hanya ingin hidup yang lebih tenang.      Bagaimana rasanya, hidup tanpa dihantui rasa bersalah untuk sesuatu yang tidak tahu apa bentuknya? Bagaimana kalau hidup tanpa bayang-bayang masa lalu yang bersiap menerkam kapan saja? Bagaimana kalau hidup tanpa ada pikiran untuk bunuh diri? Bagaimana kalau hidup tanpa tokoh yang akan kubenci seumur hidup? Bagaimana kalau hidup dengan pola pikir yang sehat dan menyenangkan? Bagaimana kalau hidup, bisa berjalan dengan tenang dan nyaman?      Banyak hal yang sudah kulakukan untuk memperbaiki pola pikirku sendiri. Ada harga yang harus kubaya...

100

     Ada beberapa hal yang tidak akan pernah bisa kukatakan pada orang lain, termasuk orang-orang terdekat. Tentang hal yang pernah membuatku sedih meski sudah terjadi dalam waktu yang sangat lama, tapi tidak bisa hilang dari ingatanku bahkan sampai saat ini. Tentang ketidaknyamanan yang kurasakan selama bertahun-tahun lamanya, tapi tetap kusimpan sendirian. Aku meyakini bahwa tidak akan ada yang berubah dengan aku menceritakan kejadian-kejadian itu. Lukaku tidak serta-merta sembuh, tidak pula terasa membaik, apalagi hilang begitu saja. Lalu, apa yang membuatku harus menceritakan banyak hal pada orang lain? Bukankah pada akhirnya, semua orang akan menyimpulkan sesuai dengan pikiran mereka sendiri saja? Bagaimana kalau setelah aku menceritakan semuanya, keadaanku justru memburuk? Jauh lebih buruk dari sekarang? Pada akhirnya, diriku sendiri yang harus menanggung semuanya.      Peristiwa yang membuatku sakit hati, tidak pernah terselesaikan dengan tuntas. Sem...

Fase Baru

     Aku tidak pernah menganggap tidak mempunyai pasangan adalah hal yang salah, sampai temanku mulai jarang meluangkan waktu untukku. Aku tahu betul bahwa prioritas masing-masing orang akan berubah seiring berjalannya waktu, pun denganku. Dengan mengetahui hal itu, tentu aku tahu bahwa orang-orang terdekatku akan melupakanku dan memilih prioritas mereka yang baru. Aku tahu hal itu, tapi sepertinya aku belum terlalu siap dengan kenyataan itu.       Aku adalah orang yang cukup sering mementingkan orang lain dibandingkan diriku sendiri. Aku berusaha mengesampingkan keinginan kalau ada orang terdekatku yang menginginkan hal yang berlawan. Aku berusaha untuk terus ada bagi mereka selama 24 jam, kalau saja suatu waktu mereka membutuhkan kehadiranku. Salah satu caraku agar selalu ada untuk mereka adalah dengan tidak mematikan ponselku saat tidur di malam hari. Meski aku adalah orang yang cukup mudah terbangun jika mendengar notifikasi dari pesan masuk, aku n...