100
Ada beberapa hal yang tidak akan pernah bisa kukatakan pada orang lain, termasuk orang-orang terdekat. Tentang hal yang pernah membuatku sedih meski sudah terjadi dalam waktu yang sangat lama, tapi tidak bisa hilang dari ingatanku bahkan sampai saat ini. Tentang ketidaknyamanan yang kurasakan selama bertahun-tahun lamanya, tapi tetap kusimpan sendirian. Aku meyakini bahwa tidak akan ada yang berubah dengan aku menceritakan kejadian-kejadian itu. Lukaku tidak serta-merta sembuh, tidak pula terasa membaik, apalagi hilang begitu saja. Lalu, apa yang membuatku harus menceritakan banyak hal pada orang lain? Bukankah pada akhirnya, semua orang akan menyimpulkan sesuai dengan pikiran mereka sendiri saja? Bagaimana kalau setelah aku menceritakan semuanya, keadaanku justru memburuk? Jauh lebih buruk dari sekarang? Pada akhirnya, diriku sendiri yang harus menanggung semuanya.
Peristiwa yang membuatku sakit hati, tidak pernah terselesaikan dengan tuntas. Semuanya kuanggap sudah berlalu dan tidak pernah berusaha menyelesaikan peristiwa itu dengan orang-orang yang bersangkutan. Aku tahu, tidak satu pun dari mereka yang mengingat rangkaian kejadian itu. Mereka tidak pernah menganggap itu sebagai masalah besar dan menertawakanku ketika aku mengatakan aku merasa sakit saat itu. Aku sakit hati terhadap banyak hal, aku merasa sedih akan banyak hal, tapi tidak ada satu pun yang bisa kuceritakan. Aku merasa tidak punya pilihan lain selain menyimpan semuanya sendirian. Setelah semua yang kualami, aku bisa menyimpulkan bahwa semua orang akan menghakimiku berdasarkan apa yang mereka lihat. Mereka tidak peduli tentang apa yang terjadi di baliknya, apa yang belum dan tidak pernah mereka lihat, juga yang mereka dengar. Mereka juga tidak cukup peduli untuk menanyakan alasanku kenapa melakukan hal-hal itu.
Tanpa kusadari, aku tumbuh menjadi orang yang lebih tertutup mengenai diriku sendiri. Aku tidak nyaman mengungkapkan perasaan dan emosi yang sedang atau pernah kurasakan. Aku memilih untuk menderita sendirian dengan semua perasaan tidak enak itu, alih-alih membagikannya pada orang lain. Tetapi ada banyak orang yang mengungkapkan perasaannya padaku. Akhirnya, ada banyak perasaan yang terkumpul dan siap untuk meledak sewaktu-waktu ruang penyimpanan itu terlalu penuh. Karena itu pula, aku memilih untuk menuangkan semuanya pada tulisan. Hanya tulisanku sendiri yang tidak bisa dihakimi, ditertawakan, atau dilihat dari depannya saja.
Aku hanya ingin seseorang menanyakan bagaimana keadaanku. Aku hanya ingin ada orang yang cukup peduli untuk menanyakan tentang mengapa aku melakukan hal-hal tertentu pada orang terdekatku, yang tidak seharusnya kuperlakukan demikian. Aku ingin tidak merasa sendirian. Aku ingin seseorang mengatakan padaku bahwa dia akan selalu berada di sampingku untuk mendengarkan semua cerita-ceritaku. Aku ingin memiliki seseorang, atau sesuatu, untuk menumpahkan semua perasaan dan emosi yang kurasa sudah terlalu menumpuk. Karena, aku sudah melakukan itu pada orang-orang terdekatku. Sayangnya, tidak ada yang akan mengerti diriku, selain diriku sendiri.
Comments
Post a Comment