Posts

menjadi diri sendiri itu menakutkan, kan?

     Belakangan ini ada pikiran-pikiran yang menggangguku. Meski aku memang orang yang memikirkan banyak hal (meski itu tidak penting dan tidak perlu dipikirkan), aku tidak bisa menghilangkan kebiasaan itu. Aku mulai berpikir ada banyak hal yang salah dalam diriku. Kenapa aku melakukan ini dan itu, kenapa aku mengatakan ini dan itu, kenapa aku bersikap seperti ini dan seperti itu. Aku menyalahkan diri sendiri atas apa pun yang membuatku merasa tidak nyaman, meski mungkin saja hal itu terjadi karena orang lain. Rasanya sulit untuk berhenti menyalahkan diri sendiri ketika tidak ada orang yang mengatakan bahwa aku tidak bersalah. Rasanya sangat sulit untuk mengutarakan apa yang kurasakan pada orang lain karena ketakutan terbesarku tidak hanya pada pemikiran diriku sendiri, tapi juga pemikiran orang lain terhadap diriku. Aku tahu pasti bahwa kita tidak bisa mengontrol bagaimana cara orang lain memandang kita, karena yang bisa kita lakukan hanya sebatas menjadi orang baik seba...

Ada Hari Kita Ingin Berhenti, Ada Hari Kita Ingin Bekerja

     Kita tidak tahu apa yang kita inginkan di masa yang akan datang. Kita tahu apa yang ingin kita makan esok hari, atau bahkan beberapa menit yang akan datang. Karena itu, bukankah sangat penting untuk kita membiarkan apa yang ingin kita rasakan saat ini?      Aku sering memikirkan banyak hal sebelum tidur. Apa yang akan kulakukan besok, apakah besok rencanaku akan berjalan lancar, apakah target-targetku akan tercapai, dan lain-lain. Begitu juga pada keesokan harinya ketika aku membuka mata, aku berpikir apakah aku akan melakukan apa yang sudah kurencakan semalam atau tidak, apakah hari ini akan ada kejutan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan, dan lain-lain. Namun satu hal yang kusadari, aku sering memaksakan diri untuk melakukan hal-hal yang sudah kurencakan sebelumnya.      Contoh sederhana, aku sudah berencana ingin belajar selama 3 jam dalam satu hari. Maka keesokan harinya ketika ada hal-hal yang membuatku merasa tidak ingin mela...

huft

     Aku adalah tipe orang yang mudah menangis. Aku bisa menangis hanya dengan membayangkan sesuatu    yang menyedihkan, melihat orang lain menangis, atau merasa terharu melihat orang lain bahagia. Karena itu ketika ada sedikit saja masalah yang mengganggu, aku bisa menangis selama beberapa waktu karena dengan begitu aku bisa merasa jauh lebih tenang setelahnya. Kupikir hal ini akan berlangsung selamanya karena sudah menjadi bagian dari diriku mudah mengeluarkan air mata, tapi ternyata tidak. Beberapa waktu belakangan ini aku merasa kesulitan untuk menangis meski aku tahu ada banyak sekali air mata yang ingin dikeluarkan.      Akhir-akhir ini ada banyak hal yang cukup mengganggu dan membuatku merasa sedih. Aku bahkan tidak tahu bisa menceritakan hal itu pada orang lain atau tidak karena ada terlalu banyak hal yang bisa dibicarakan. Namun pada beberapa waktu dadaku terasa sesak dan air matanya terasa berdesakan untuk turun, tapi tidak ada yang berh...

Media Sosial

     Mungkin media sosial adalah musuh terbesarku. Melalui media sosial, ada banyak rasa takut dan hal menyenangkan yang mendadak menyerangku meski hal itu sudah lama berlalu.       Aku pertama kali membuka akun instagram ketika duduk di bangku SMP. Aku melakukannya karena teman-teman lain memiliki akun dan aku tidak ingin merasa tertinggal dibandingkan anak-anak lain. Semenjak memiliki instagram dan ponsel sendiri, aku nyaris selalu membagikan apa yang terjadi di sekolah dengan teman-teman.Tidak malu menunjukkan wajah, tidak malu untuk bersikap "sok" akrab dengan orang lain, tidak malu untuk mengikuti akun orang lain, tidak malu untuk mengirim pesan pada orang yang tidak terlalu akrab denganku atau bahkan tidak tahu diriku sama sekali. Aku menggunakan media sosial sebagaimana teman-temanku menggunakannya. Jadi ketika banyak anak yang membuat second account aku pun merasa tidak ingin tertinggal dan membuatnya juga. Dengan adanya dua akun, aku menjadi ...

Awal Tahun

     Beberapa hari lalu ada hal yang kurang menyenangkan terjadi padaku. Berawal dari aku mendengar salah satu anggota keluargaku menelepon dan mengatakan membutuhkan uang dengan nominal yang bagiku sangat besar, entah untuk apa tapi aku tahu itu akan digunakan untuk sesuatu yang cukup genting. Aku mengabaikannya karena berpikir pasti uang itu bisa ditemukan meski saat mendengar telepon itu aku berpikir apakah aku harus memberikan uang tabunganku yang jumlahnya tidak banyak itu agar bisa membantunya. Aku berpikir demikian berulang kali dan berusaha menghilangkan egoku yang tentu saja ingin menyelamatkan uang tabungan itu.      Tahun 2022 lalu tiga grup K-Pop yang kusukai datang dan aku tidak bisa menonton bahkan satu di antara empat kesempatan. Aku menyesalinya dan memutuskan untuk menabung lebih serius dengan mengusahakan lebih banyak hal yang bisa mendatangkan uang. Tentu saja dengan cara yang jujur dan layak.  Semangat menabung itu semakin meningk...

Uluran Tangan

     Sejak lulus SMA, aku tidak memiliki banyak teman yang bersedia untuk mendengarkan ceritaku. Meskipun ada, aku tidak benar-benar bisa mengandalkannya dalam banyak hal. Ada beberapa teman yang tetap berada di sisiku meski sudah mengetahui bagaimana diriku ketika sedih atau marah, tapi mereka tetap ada di sana. Namun pada satu momen, aku menganggap mereka semua tidak ada. Momen di mana semua orang akan sibuk dengan dunianya sendiri dan meninggalkanku sendirian dengan masalah-masalah yang ada. Saat itulah aku merasa sangat kesepian dan membutuhkan sosok yang bisa kujadikan tempat bercerita, tapi entah sosok itu yang tidak atau aku yang tidak berani mengutarakannya, aku tetap merasa kesepian untuk waktu yang cukup lama. Bahkan perasaan seperti itu datang beberapa kali dan aku masih tidak bisa mengendalikannya sampai saat ini.      Masa-masa kesepian itu kemudian berlalu begitu saja tanpa aku tahu bagaimana caraku melaluinya. Meski penuh dengan air mata, per...

Lupa Menjadi Manusia

     Aku baru menyadarinya. Pada banyak kesempatan untuk merasakan banyak hal, aku sering melarang diriku sendiri untuk membiarkan perasaan-perasaan tertentu. Perasaan yang paling banyak kucegah adalah sedih meski pada akhirnya aku tetap menangis sampai air mataku mengering. Entah sejak kapan, aku mulai terbiasa untuk mencegah air mata turun terlalu banyak meski ada perasaan tidak nyaman setelah aku berusaha menghentikannya. Kepalaku terus mengatakan aku harus berhenti menangis, aku tidak seharusnya menangis, aku tidak seharusnya mengeluh tentang ini dan itu, aku tidak seharusnya merasa kecewa dan marah akan banyak hal, aku tidak seharusnya menyalahkan diri sendiri. Padahal setelah kupikirkan lagi, aku membutuhkan semua itu.      Ada terlalu banyak waktu di mana aku merasa harus berhenti merasakan satu perasaan saat itu juga meski tubuhku tidak mau mendengarnya. Setiap kali ingin mengeluh, kepalaku mengatakan aku tidak perlu mengutarakan itu karena bisa saj...